Sabtu, 09 April 2011

Harga Minyak Meroket, Ekonomi Amerika Serikat Mulai Terguncang

Harga minyak dunia yang terus meroket mulai terasa dampaknya terhadap perekonomian dunia. Amerika Serikat pun turut merasakan imbasnya. Kenaikan harga si emas hitam mulai mengguncang perekonomian AS.

Sejumlah ekonom bahkan mempertimbangkan kembali estimasi mereka untuk pertumbuhan ekonomi AS tahun ini, sebagian karena standar gaji yang tidak berubah membuat rumahtangga semakin sulit mengatasi harga bensin yang tinggi.

"Lonjakan harga minyak sejak akhir tahun lalu telah menyebabkan kerusakan signifikan terhadap perekonomian," kata Mark Zandi, kepala ekonom di Moody's Analytics, seperti dilansir Associated Press, Rabu (6/4).

Dalam beberapa waktu ke depan, efek kenaikan harga minyak ini juga akan turut dirasakan masyarakat dunia. Tidak hanya akan terjegal oleh mahalnya harga bensin, warga juga akan dihadapkan pada kemungkinan kehilangan pekerjaan. Ini menyusul banyaknya perusahaan yang mengeluhkan mahalnya harga minyak yang menjadi salah satu pendukung kegiatan operasional mereka.

Minyak mentah pada penutupan perdagangan di bursa Nymex, Kamis (7/4) dini hari, mengalami kenaikan signifikan. Harga minyak mentah menguat hingga mencapai posisi tertinggi dalam 30 bulan setelah NATO menggalakkan kampanye untuk menyerang Libia. Harga minyak mentah Brent tampak mengalami kenaikan 8 sen dan ditutup pada posisi 122.30 dolar per barel. Penutupan ini merupakan yang tertinggi sejak 1 Agustus 2008.

Harga minyak mentah menguat setelah NATO menyatakan rencana untuk menerbangkan 198 misi ke Libia, Kamis (7/4), setelah menerbangkan 155 misi. Harga minyak mentah tampak mengalami kenaikan dahsyat setelah gejolak geopolitik memanas di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara. Kondisi ini dikhawatirkan mengakibatkan kerusuhan di negara-negara tetangga Libya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer